Saat hendak menikahinya, kukira aku akan memperistri seorang
perempuan hebat. tapi ternyata aku salah. Yang aku dapatkan adalah sosok
perempuan yang luar biasa. aku tak menyangka akan menemukan istri yang sehebat
dia.
Penyayang
dan patuh ada orang tuanya. Bahwa dia sangat dimanjakan dan diperhatikn oleh
mereka. Begitu banyak pengorbanan yang telah diberikan mereka padanya. Begitu
besar cinta mereka kepadanya.dan dia pun mencintai mereka dengan cinta yang
hebat.
Tapi
apa kini yang terjadi saat dia telah beranjak dewasa, saat dia pnya kesempatan
untuk membalas pengorbanan dan cinta mereka yang telah tercurah padanya. Aku
justru merampas kesempatan itu darinya. Aku justru mengambil dari mereka.
Dengan
faham, dia meminta maaf pada mereka atas jalan yang dipilihnya. Bahwa cintanya
harus dibagi. Kepatuhannya adalah kepatuhan kepadaku dan bukan pada mereka,
orang yang selama ini membsarkan, berkorban banyak untuknya.
Kepatuhannya
justru pada orang yang baru dikenalnya. Dan belum pernah memberikan pengorbanan
dan cinta secuilpun padanya sebelum ini.
Maka
bertambah beratlah beban ini. Dan perasaan bersalah telah merebutnya dari
sepasang sayap cinta yang selama ini meneduhinya. Juga perasaan bersalah telah
merampas kesempatan berbaktinya kepada mereka.
Ah,
sebuah tanggungjawab besar padaku. Untuk tidak mengecewakan pilihannya menikah
denganku. Sementara, diri yang tak ada yang harus dibanggakan ini tak punya
modal untuk bisa mewujudkannya itu; kemampuan.
Tidak.
Aku tidak ingin merebut dia dari mereka. Aku pun tak ingin merampas kesempatan
itu. Maka, cintai dan patuhilah mereka. Balaslah pengorbanan dan cinta mereka
sebagaimana kehendakmu untuk itu. Berumahtangga, jangan menghalangimu
mewujudkan tekad luar biasa itu.
Ingatlah
kisah seorang suami yang tak akan memberikan susu kepada kedua anaknya kecuali kedua orang tuanya telah meminumnya.
Memang dalam konteks ini, dia adalah seorang suami. Tapi tak mengapa, jadilah
engkau sepertinya. Tak melupakan kewajibanmu kepada orang tua. Bahwa orang tua
mesti didahulukan.
Hanya
pada Allah SWT diri ini memohon agar diberikan petunjuk dan bimbingan agar bisa
menjadi suami dan kepala rumah tangga yang bisa membawa bahtera rumah tangga
ini di jalan yang Allah ridhoi, mampu mencintai dan membahagiakan istri serta
keluarga-keluarga kami. Aamiin..
supadilah
supadilah
0 komentar