Ganti Presiden 2019 Makar?

Begitulah,
Rasulullah memiliki sikap yang sangat bagus dalam menyikapi umatnya. Beliau
melarang para sahabat untuk menghardik orang ini karena ada bahaya yang
ditimbulkan di balik itu. Di antara bahayanya jika dihentikan seketika adalah
aurat Arab Badui ini bisa terbuka karena kaget, sehingga berbalik, atau
celananya kemungkinan bisa terkena najis. Bahaya lebih besar jika Arab Badui
ini berlari kaget yang dapat mengakibatkan air kencingnya terserak kemana-mana.
Tindakan Rasulullah sudah tepat dan bijaksana.
Hari-hari
ini kita disuguhkan atmosfer interaksi antar sesama yang kian memanas.
Sumbernya dari aktivitas politik kita. Baru-baru ini telah terjadi persekusi di
Pekan Baru terhadap seorang emak-emak yaitu Neno Warisman. Dia adalah salah
satu penggerak gerakan Ganti Presiden 2019 (GP 2019). Neno Warisman dianggap
mengadakan gerakan makar melalui GP 2019, sebuah gerakan yang berupa mengganti
pemerintah yang sekarang. GP 2019 dan Neno Warisman dianggap berbahaya sehingga
sekelompok anak muda yang berkepentingan menjaga stabilitas negara. Kelompok
(yang merasa) pancasilais itu merasa berkewajiban melakukan tindakan yang dapat
merugikan negara sekecil apapun.
Tujuh
jam Neno dikepung di bandara. Tak bisa keluar. Mobilnya dilempari batu yang
entah didapat dari mana. Padahal lokasi bandara, dari mana cari batu? Neno
hanya diamankan polwan. Entah kemana Bapak polisi. Mungkin bingung juga. Demi menjaga keamanan, akhirnya Neno
dipulangkan. Katanya, boarding pass sudah disiapkan. Berarti kalau begitu,
kepulangannya sudah disiapkan pula.
Gerakan
yang mencoba membungkam GP 2019 terjadi dimana-mana seiring massifnya GP 2019
itu sendiri. Di tempat lain, ada seorang emak-emak yang dipaksa buka bajunya
oleh oknum preman yang mengaku paling Pancasilais, paling NKRI, dan paling
lain-lain. Ini adalah tragedi yang tidak lucu. Miris. Padahal kubu mereka
mengatakan bahwa kaos tidak akan bisa mengganti presiden. Kaos bisa apa? Tapi
hari ini mereka justru panik. Hilang akal sehatnya sehingga menghalalkan
kekerasan untuk membendung gerakan GP 2019.
Segawat
apa sih GP 2019? Jika dianggap GP 2019 sebagai gerakan makar, coba lakukan
sedikit analisa ini. Siapa dibalik gerakan itu? Tokoh utamanya Mardani Ali Sera
(Politisi PKS), Neno Warisman, dan Amien Rais (tokoh PAN). Lihat secara fisik
mereka. Sepertinya tidak ada wajah pembuat makar disana. Tidak sangat atau
menakutkan. Badan mereka kecil. Pun tidak punya sumber daya seperti kekayaan
atau kekuatan besar yang mereka miliki. Mereka biasa-biasa saja. Layakkah
dengan mereka para penentang GP 2019 takut? Patutkah mereka yang badan gede,
wajah sangar, dan bergerombol memperkusi emak-emak yang tidak berdaya? Dan jika
dilihat dari partai mereka, partai mereka pun bukan partai yang memiliki banyak
sumber daya, kekuatan, dan banyak uang. Lalu apa yang patut dikhawatirkan?
Menggerakkan
massa untuk menyerang ibu-ibu yang jualan kaos GP 2019 dan kemudian menyobek
jualannya? Akal sehat mana yang membenarkan perbuatan mereka? Itukah mereka
yang berani dengan emak-emak yang bangga menyebut dirinya paling pancasilais?
Ayolah,
berpolitik dengan dewasa. Santai saja. Pertarungan kita bukan secara fisik.
Seperti kata pengamat politik, direktur Voxpol Center, Pangi Syarwi,
"Jangan sampai karena pemilu lima tahunan, sesama anak bangsa
dihadap-hadapkan, diadu domba. Kita sebangsa dan setanah air. Cukup bertarung
narasi dan gagasan saja" katanya. Padahal, ada pula gerakan Jokowi 2
Periode yang juga ada deklarasinya, berjalan aman-aman saja. Tidak ada
pendukung GP 2019 yang berusaha menghalang-halangi. Apalagi memperkusi
orang-orang itu. Bahkan di suatu daerah terdapat spanduk-spanduk Jokowi 2
Periode yang tetap terpasang selama satu bulan. Tidak dirusak atau diturunkan.
Padahal
dari perseteruan itu, kita dapat apa? Bukannya saling bersatu, kita malah
saling berseteru. Bisa jadi, dua tokoh sentral Jokowi dan Prabowo tidaklah
sefrontal kita dalam bermusuhan. "Politisi, usai mereka bertengkar, mereka
akan segera duduk bersama lagi di meja makan. Sementara yang dibawah udah pade
ngasah golok" kata da'i sejuta umat, KH Zainuddin MZ.
Seperti
yang terjadi pada Rabu (29/8) kemarin, Jokowi dan Prabowo berpelukan. Peristiwa
langka ini terjadi saat pesilat Hanifan Yudani Kusumah melakukan selebrasi
kemenangan saat berhasil mengalahkan lawannya. Elit kita gampang akur. Kita
juga harusnya gampang akur juga.
Post a Comment for "Ganti Presiden 2019 Makar?"
Kata Pengunjung: